Produk rekayasa genetika sudah menyusupi makanan-makanan yang biasa kita konsumsi, misalnya tempe dan semangka tanpa biji. Hingga saat ini, Indonesia belum mengizinkan penanaman produk rekayasa genetika secara luas di dalam negeri, tetapi pemerintah telah melakukan rapat pada 19 September 2022 untuk meningkatkan produktivits kedelai dalam negeri dengan mendorong penanaman kedelai transgenik.
Komite Rakyat untuk Transformasi Sistem Pangan (TERASI Pangan) meluncurkan Seri Membongkar Pro dan Kontra Tanaman Rekayasa Genetika yang akan menerbitkan beberapa tulisan setiap bulannya sebagai bagian dari edukasi publik terkait produk rekayasa genetik (PRG) dari berbagai sudut pandang.
Pada Januari 2023 ini kami merilis dua tulisan dari Betty Tiominar (FIAN Indonesia) dan Gunawan (Indonesian Human Rights Committee for Social Justice) yang akan menjadi pintu masuk bagi kita yang masih awam dalam isu mengenai PRG, sekaligus sebagai penyegar kembali bagi pembaca yang pernah mengikuti perkembangan isu beberapa waktu ke belakang. Kami berterima kasih kepada Luthfiyah Hanim (Third World Network) dan Kartini Samon (GRAIN) sebagai penyunting seri ini.
Terbitan ini bisa dibaca di: TERASI Pangan – Terbitan 1